metode penelitian kuantitatif


PENDAHULUAN
A.     Latar belakang
Para profesional dan ilmuan yang bekerja di Universitas dan pusat-pusat penelitian bahkan dosen dan mahasiswa (mahasiswa S1 menyusun skripsi,mahasisa S2 menyusun tesis dan mahasiswa  S3 menyusun disertasi) melaakukan penelitian. Para profesional wartawan surat kabar dan televisi, rumah sakit, badan pelayanan sosial, partai politik dan manager badan bisnis, lembaga penelitian pasa, departemen personalia dan lembaga swadaya masyarakat melakukan penelitian sebagai bagian dari pekerjaannya. Dalam berbagai hal mengambil keputusan, mereka sangat banyak menggantungkan diri pada informasi sebagai bagian dari kerjanya yang rutin. Mereka memerlukan sejumlah informasi yang lebih banyak, lebih akurat dan lebih handal yang akan digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.[1]
Jadi, reseach methodology (metodologi penelitian)  atau science of reseach methods (ilmu metode penelitian) sangat dibutuhkan oleh setiap profesional dunia praktek dan peofesional dunia akademik. Pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan oleh setiap profesional praktek untuk mendukung pekerjaanya ialah pengetahuan dan keterampilan metodologi penelitian.  Sementara ilmu yang dipelajari oleh semua mahasiswa baik S1 S2 maupun S3 untuk mendukung keilmuannya ialah ilmu metode penelitian. Jika dia adalah mahasiswa ilmu sosial maka ia mempelajari metodologi penelitian sosial. Dan jika ia fokus pada pengukuran kuantitatif maka ia mempelajari metodologi penelitian sosial kuantitatif (MPSKt)
B.      Rumusan masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan penelitian kuantitatif dan apakah tujuannya?
2.      Apakah perbedaan metode penelitian kuantitatif dengan kualitatif?
3.      Bagaimana  proses penelitian kuantitatif?


PEMBAHASAN
A.    Definisi penelitian kuantitatif
Metode penelitian dan pengembangan (Research and Development) merupakan salah satu jenis dari metode penelitian. Untuk itu perlu dipahami terlebih dahulu pengertian metode penelitian secara umum. Secara umum metode penelitian di artikan cara ilmiah untuk mendaptkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut empat kata kunci yang perlu di perhatiakan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kehunaaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri ciri keilmuan, yaitu rasional,empiris, dan sistematis.[2]
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
B.     Tujuan Metode Penelitian Kuantitatif
Tujuan metode penelitian kuantitatif adalah mendapatkan penjelaskan tentang besar nya kebermaknaan (significance) dalam model yang di hipotesiskan sebagai jawaban atas maslah yang telah di rumuskan. Karena pembuktian bersifat matematis, dalam penelitian kuantitatif perlu di perhatikan tiga hal yaitu: pendefisian, pengukuran, pengujian.
Definisi merupakan penjelasan tentang makna atau arti yang terkandung dalam sebuah istilah, variabel, atau konsep. Dalam kenteks penelitian kuantitatif, sangat dibutuhkan pendefinisian dalam artian lebih operasional.mengoperasionalisasikan variabel adalah upaya pengenalan konsep atau variabelyang difunakan pada penelitian serta untuk memandu penghimpunan data. Dengan demikian, definisi operasional atau definisi kerja, yaitu definisi yang menggambarkan proses kerja atau kegiatan yang spesifik dan rinci yang di perlukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Pengukuran dalam penelitian sosial, merupakan upaya peneliti mengaitkan gejala yang di teliti dengan konsep konsep yang digunakan dalam penelitian. Pengukuran di lakukan menggunakan alat yang bernama skala ukur data.
Pengujian merupakan langkah akhir dalam proses penelitian kuantitatif. Pada penelitian penelitian yang bersifat inferensial, yang melakukan pendekatan analisis kuantitatif, di perlukan suatu prediksi mengenai jawaban kebermaknaan rumusan hipotesis penelitian yang telah di tetapkan.[3]
1.      Penelitian kuantitatif bertujuan mencari hubungan yang menjelaskan sebab-sebab perubahan dalam fakta-fakta sosial yang terukur. Secara spesifik metode kuantitatif bertujuan untuk menggenalisir,memprediksi, dan penjelasan kausal.
2.      Penelitian kualitatif lebih diarahkan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari perspektif partisipan. Dengan kata lain, metode kualitatif bertujuan untuk kontekstualisasi, penafsiran, dan memahami perspektif pelaku.


C. Perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif
1.      Penelitian kualitatif
Metode penelitian ini muncul karena terjadi perubahan paradigma dalam emandang suatu ralitas, fenomena atau gejala. Dalam pandanganini realitas dipandang sebagai sesuatu yang holistik atau utuh, kompleksdinamis dan penuh makna. Paradigma demikian disebut dengan paradigma postpositivisme. Paradigma sebelumnya disebut dengan paradigma positivisme, yang dalam memandang gejala, lebih bersifat tunggal, konkret dan statis. Metode penelitian kualitatif sering disebut dengan metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan dengan kondisi yang alamiah (natural setting). Maka objek yang diteliti oleh penelitian kuantitatif merupakan objek yang alamiah atau matural setting. Sehingga metode ini sering disebut dengan metode naturalistik. Objek yang alamiah adalah objek yang apa adanya tidak dimnipulasi oleh peneliti sehingga koondisi pada saat peneliti memasuki objek, setelah berada di objek dan setelah keluar dari objek relatif tidak berubah. Lawan dari metode ini adalah metode eksperimen.[4]
Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data atau mengukur status variabel yang diteliti. Sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti menjadi instrumen. oleh karena itu dalam penelitian kualitatif pe instrumennya adalah orang atau human instrumen. Untuk menjadi instrumen peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret dan mengonstruksi objek yang diteliti menjadi jelas dan bermakna. Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti.data yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagai mana adanya, bukan data yang sekadar terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna dibalik yang terlihat atau terucap tersebut. Contoh data yang pasti misalnya data orang menangis. Orang yang menasngis itu harus dipastikan  ataukah menangis karena susah atau menangis justru karena mendapat kebahagiaan. Untuk mendapatkan data yang pasti, diperlukan berbagai sumber data dan berbagai teknik pengumpulan data. Data kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. ,makna adalah data yang sebenarnya. Data pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak. Oleh karena itu peneitian kualitatif tidak menekankan adanya generalisasi tetapi lebih menekankan makna.[5]



2.      Penelitian kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah peelitian yang menggunakan angka dalam penyajia data dan analisis yang menggunakan uji statistika. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dipandu oleh hipotesis tertentu, yang salah satu  tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah menguji hipotesis yang dilakukan sebelumnya. Dalam penelitian kuantitatif, realitas dipandang sebagai sesuatu yang konkret dan bisa diamati dengan pancaindra. Dapat dikategorikan menurutbentuk, jenis, warna dan perilaku, tidak berubah dan dapat diverivikasi. Dalam penelitian kuantitatifpeneliti hanya dapat menentukan beberapa variabel dari objek yang diteliti, dan kemudian dapat menjadi instrumen untuk mengukurnya.[6]
Dalam penelitian kuantitatif, hubungan antara penelitian responden bersifat independen. Dengan menggunakan daftar pertanyaan sebagai teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif dapat memerintah orang lain untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu, dalam penelitian kuantitatif, peneliti “hampir” tidak mengenal responden yang memberikan data.  Penelitian kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti lebih bersifat sebab akibat (kausalitas). Sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen dan variabel dependen.
Dalam penelitian kuantitatif , informasi (bukan kedalaman) yang ditekankan, sehingga metode ini cocok untuk digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas. Data yang diteliti adalah data yang sampelnya diambil dari populasi dengan teknik probability sampling (random).








D.Proses Penelitian Kuantitatif
Identifikasi, Pemilihan  dan Perumusan Masalah
a.       Identifikasi Masalah
Masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai adanya kesenjangan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, adanya kesenjangan informasi atau teori dan sebagainya.
b.      Pemilihan Masalah
1). Mempunyai nilai penelitian (asli penting dan dapat diuji)
2). Fisible (biaya, waktu dan kondisi)
3). Sesuai dengan kualifikasi peneliti
4). Menghubungkan dua variabel atau lebih  (Nazir: 1988)
c.       Sumber Masalah
Bacaan, seminar, diskusi, pengamatan, pengalaman, hasil penelitian terdahulu, dan lain-lain.
d.      Perumusan Masalah 
1). Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya
2). Jelas dan padat
3).  Dapat menjadi dasar dalam merumusan hipotesa dan judul penelitian
Selain dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya, suatu masalah dapat dirumuskan dengan menggunakan kalimat berita. Keduanya sama baiknya akan tetapi ada perbedaan dalam kemampuannya mengkomunikasikan pesan yang ada di dalamnya. Kalimat berita lebih bersifat memberikan gambaran tentang karakteristik masalah yang bersangkutan. Sedangkan kalimat tanya dapat lebih mengakibatkan adanya tantangan untuk mengumpulkan informasi lebih lanjut.
Terlepas dari bentuk perumusan masalah yang digunakan, terdapat beberapa kriteria yang dapat dipakai sebagai pegangan untuk merumuskan masalah, yaitu sebagai berikut :
1.      Masalah yang dirumuskan harus mampu menggambarkan penguraian tentang gejala-gejala yang dimilikinya dan bagaimana kaitan antara gejala satu dengan gejala lainnya.
2.      Masalah harus dirumuskan secara jelas dan tidak berarti dua, artinya tidak ada maksud lain yang terkandung selain bunyi masalahnya. Rumusan masalah tersebut juga harus dapat menerangkan dirinya sendiri sehingga tidak diperlukan keterangan lain untuk menjelaskannya. Masalah yang baik selalu dilengkapi dengan rumusan yang utuh antara unsur sebab dan unsur akibat sehingga dapat menantang pemikiran lebih jauh.
3.      Masalah yang baik hendaknya dapat memancing pembuktian lebih lanjut secara empiris. Suatu masalah tidak hanya menggambarkan hubungan antargejala tetapi juga bagaimana gejala-gejala tersebut dapat diukur (Ace Suryadi: 2000). 
e.       Perumusan Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan penelitian adalah suatu pernyataan tentang apa yang akan kita cari/ capai dari masalah penelitian. Cara merumuskan yang paling mudah adalah dengan mengubah kalimat pertanyaan dalam rumusan masalah menjadi kalimat pernyataan.
2.      Manfaat penelitian mencakup manfaat teoritis dan praktis (Arikunto:1992).
f.        Telaah Pustaka
1.      Manfaat Telaah Pustaka
2.      Untuk memperdalam  pengetahuan tentang masalah yang diteliti
3.      Menyusun kerangka teoritis yang menjadi landasan pemikiran
4.      Untuk mempertajam konsep yang digunakan sehingga memudahkan perumusan hipotesa
5.      Untuk menghindari terjadinya pengulangan penelitian

g.      Pembentukan Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan landasan pemikiran yang membantu arah penelitian, pemilihan konsep, perumusan hipotesa dan memberi kerangka orientasi untuk klasifikasi dan analisis data (Koentjaraningrat:1973). Kerangka teori dibuat berdasarkan teori-teori yang sudah ada atau berdasarkan pemikiran logis yang dibangun oleh peneliti sendiri.
Teori yang dibahas atau teori yang dikupas harus mempunyai relevansi yang kuat dengan permasalahan penelitian. Sifatnya mengemukakan bagaimana seharusnya tentang masalah yang diteliti tersebut berdasar konsep atau teori-teori tertentu. Khusus untuk penelitian hubungan dua variabel atau lebih  maka dalam landasan teori harus dapat digambarkan secara jelas bagaimana hubungan dua variabel tersebut.
h.      Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara  teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesa merupakan kristalisasi dari kesimpulan teoritik yang diperoleh dari telaah pustaka. Secara statistik hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan populasi yang  akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian.
i.        Definisi Operasional Variabel Penelitian
Konsep merupakan definisi dari sekelompok fakta atau gejala (yang akan diteliti). Konsep ada yang sederhana dan dapat dilihat seperti konsep meja, kursi dan sebagainya dan ada konsep yang abstrak dan tak dapat dilihat seeprti konsep partisipasi, peranan dan sebagainya. Konsep yang tak dapat dilihat disebut construct. Karena construct bergerak di alam abstrak maka perlu diubah dalam bentuk yang dapat diukur secara empiris, atau dalam kata lain perlu ada definisi operasional.
Definisi operasional adalah mengubah konsep dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan dapat diuji kebenarannya oleh orang lain.
Konsep yang mempunyai variasi nilai disebut variabel. Variabel dibagi menjadi dua:
1.      Variabel deskrit/katagorikal misalnya : variabel jenis kelamin.
2.      Variabel  Continues misal : variabel umur
Proses pengukuran variabel merupakan rangkaian dari empat aktivitas pokok yaitu:
1.      Menentukan dimensi variabel penelitian. Variabel-variabel penelitian sosial sering kali memiliki lebih dari satudimensi. Semakin lengkap dimensi suatu variabel yang dapat diukur, semakin baik ukuran yang dihasilkan.
2.      Merumuskan dimensi variabel. Setelah dimensi-dimensi suatu variabel dapat ditentukan, barulah dirumuskan ukuran untuk masing-masing dimensi. Ukuran ini biasanya berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan dimensi tadi.
3.      Menentukan tingkat ukuran yang akan digunakan dalam pengukuran. Apakah skala: nominal, ordinal, interval, atau ratio.
4.      Menguji tingkat validitas dan reliabilitas dari alat pengukur apabila yang dipakai adalah alat ukur yang baru.

E. Kapan penelitian kualitatif digunakan
Penggunaan Metode Kuantitatif metode penelitian kuantitatif dapat digunakan jika: (Sumadi Suryabrata.2003)

1. Masalah yang merupakan titik tolak dari penelitian sudah jelas data-datanya

2. Peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi, tetapi tidak
mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang  diambildaripopulasi

3. Ingin diketahui pengaruh perlakuan (treatment) tertentu terhadap yang lain. Hal ini cocok jika menggunakan metode eksperimen yang merupakan bagian dari metode kualitatif. Misalnya; ingin meneliti pengaruh jamu tertentu terhadap derajad kesehatan

4. Peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif dan asosiatif

5. Peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur

6. Ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori dan produk tertentu.


KESIMPULAN

Dari penjelasan yang telah dipaparkan diatas,maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
·         Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
·         Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.
·         Perbedaan anara penelitian kuantitatif dan kualitatif adalah Metode penelitian kualitatif sering disebut dengan metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan dengan kondisi yang alamiah (natural setting). Maka objek yang diteliti oleh penelitian kuantitatif merupakan objek yang alamiah atau matural setting. Sehingga metode ini sering disebut dengan metode naturalistik. Sedangkan Penelitian kuantitatif adalah peelitian yang menggunakan angka dalam penyajia data dan analisis yang menggunakan uji statistika. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dipandu oleh hipotesis tertentu, yang salah satu  tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah menguji hipotesis yang dilakukan sebelumnya.
·         Proses penelitian kuantitatif melewati beberapa tahap yaitu: Identifikasi, Pemilihan  dan Perumusan Masalah
·         Penggunaan Metode Kuantitatif metode penelitian kuantitatif dapat digunakan jika Masalah yang merupakan titik tolak dari penelitian sudah jelas data-datanya, Peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur.





[1] Ulber silalahi,metode penelitian sosial kuantitatif,2015
[2] Ulber Silalahi, Metodologi Penelitian Sosial, Unpar press, 2006
[3] Prof. Dr. Rully Indrawan, metodologi penelitian kuantitatif,kualitatif dan campuran, Refika Aditama, Bandung,2015 hal 51-52
[4]Metode eksperimen yaitu peneliti melakukan penelitian dilaboratorium yang merupakan kondisi buatan dan peneliti melakukan manipulasi terhada variabel.
[5] Beni ahmad saebani metode penelitian hal.121-122
[6] Sugiono, op.cit hlm 5

Komentar

Postingan populer dari blog ini

sending children to the boarding school

Stay Active

Belajar dari jepang membentuk komunitas pendidik