hadist pada masa rasulullah dan sahabat



Hadist pada masa Rasulullah dan Sahabat
Hadits – Hadits Nabi yang terhimpun di dalam kitab – kitab Hadits yang ada sekarang adalah hasil kesungguhan para sahabat dalam menerima dan memelihara Hadits di masa Nabi SAW dahulu. Apa yang diterima oleh para sahabat dari Nabi SAW disampaikan pula oleh mereka kepada sahabat lain yang tidak hadir ketika itu, dan selanjutnya mereka menyampaiknnya kepada generasi berikutnya, dan demikianlah seterusnya hingga sampai kepada para perawi terakhir yang melakukan kodifikasi Hadits atau menghimpun kumpulan Hadits.
Cara penerimaan Hadits di masa Rasul SAW tidak sama dengan cara penerimaan Hadits di masa generasi sesudahnya. Penerimaan Hadits dimasa Nabi SAW dilakukan oleh sahabat dekat beliau, seperti Khulafa’ur Rasyidin dan dari kalangan Sahabat lainnya. Para Sahabat di masa Nabi mempunyai minat yang besar untuk memperoleh Hadits Nabi AW, oleh karenanya mereka berusaha keras megikuti Nabi SAW agar ucapan, perbuatan, atau taqrir beliau dapat mereka terima atau lihat secara langsung. Apabila di antara mereka ada yang berhalangan, maka mereka mencari Sahabat yang kebetulan mengikuti atau hadir bersama Nabi SAW ketika itu untuk meminta apa yang telah mereka peroleh dari beliau.
            Besarnya minat para sahabat untuk memperoleh hadits Nabi SAW dapat dilihat dari tindakan ‘Umar ibn Khattab, ketika dia membagi tgas untuk mencari dan mendapatkan Hadits Nabi SAW dengan tetangganya. Apabila hari ini adalah tetangganya yang bertugas mengikuti atau menemui Nabi SAW, maka besoknya giliran tetangganya yang bertugas mengikuti atau menemui Nabi SAW, maka besoknya giliran ‘Umarlah yang bertugas menemui an mengikuti Nabi serta mendapatkan Hadits dari beliau, maka ia segera menyampaikan berita itu kepada yang lainnya yang ketika itu tidak bertugas. [1]
Jika Hadist pada masa Sahabat, periode kedua sejarah perkembangan Hadits, adalah masa sahabat khususnya masa Khulafa’ur Rasyidin atau disebut dengan masa sahabat besar yangberlangsung sekitar tahun 11 H sampai dengan 40 H. kondisi pada masa sahabat besar, perhatian mereka masih terfokus pada pemeliharaan dan penyebaran al- Qur’an. Dengan demikian  maka penulisan Hadits belum begitu berkembang, bahkan mereka membatasi periwayatan dan menjahui penulisan Hadits tersebut. Oleh Karena itu, masa ini oleh para ulama’ diangap sebagai masa yang menunjukkan adanya pembatasan periwayatan.
Keati- hatian dan usaha membatasi periwayatan dan penulisan Hadits yang dilakukan para sahabat, disebabkan karena mereka khawatir terjadinya kekeliruan dan kebohongan atas nama Rasul SAW. Karena Hadits adalah sumber ajaran setelah al- Qur’an. Oleh karena itu, para sahabat khususnya Khulafa’ur Rasyidin dan sahabat lainnya seperti az-Zubai, Ibn Abbas, dan Abu Ubaidah berusaha memperketat periwayatan, penerimaan dan penulisan Hadits. Dan juga perhatian sahabat pada masa ini terfokus sekali pada usaha pemeliharaan dan penyebaran al-Qur’an dibukukan pada masa Abu Bakar atas saran Umar bin Khattab, usaha pembukuan ini disempurnakan pada masa Usman bin Affan, sehingga melahirkan mushaf usmani. Sikap memusatkan prhatian pada al-Qur’an bukan berarti mereka lalai Usmani. Sika memusatkan perhatian pada al-Qur’an bukan berarti mereka lalai dan tidak menaruh perhatian terhadap Hadits. Mereka memegang Hadits seperti halnya yang diterima dari Rasul SAW.
Abu Bakar sebagai khalifah pertama menunjukkan perhatiannyadalam pemeliharaan Hadits. Beliau menentang kemungkaran –kemungkaran orang murtad dan pembangkangan pengeluaran zakat, beliau juga mengadakan penilaian- penilaian riwayat. Beliau meletakkan betu pertama dalam undang- undang periwayatan Hadits. Tindakan beliau diikuti oleh Umar bin Khattab. Beliau mengadakan ancaman- ancaman kepada orang- orang yang berdusta dalam Hadits dan melarang orang meriwayatkan Hadits banyak- banyak.[2]


[1] M. ‘Ajjaj al- Khathib, Ushul al- Hadist, h.70
[2] Munzier Suparta, Ilmu Hadits , Jakarta : Raja Grafindo persada , 2002 , h. 84

Komentar

Postingan populer dari blog ini

sending children to the boarding school

Stay Active

Belajar dari jepang membentuk komunitas pendidik