model-model e-bisnis


I.          I. Pendahuluan
Permasalahan dalam membangun e-Bisnis adalah banyaknya faktor berpengaruh yang benar-benar harus diperhatikan dalam melakukan desain, terutama dari aspek infrastruktur yang relatif cukup jelek di Indonesia. Dengan melakukan desain yang sesuai, maka paling tidak bisa mengurangi dampak karena berbagai kekurangan yang ada, hal ini bertujuan agar para pengakses bisa berselancar dengan nyaman dan aman di situs web suatu bisnis di dunia maya. Dalam mengelola e-Bisnis, ada model-model bisnis yang bisa dilakukan oleh para pelaku bisnis di dunia maya, namun model e-Bisnis berbeda-beda sesuai karakter dan budaya di tiap daerah. Apa model e-Bisnis yang cocok diterapkan di Indonesia, sesuai karakter dan budaya bangsa Indonesia serta kemampuan infrastruktur yang ada akan dijelaskan dalam artikel ini. Salah satu solusi adalah dengan memanfaatan social networking yang semakin banyak digunakan, walaupun terdapat ada sisi positif dan negative dalam memanfaatkan media sosial ini. Kemudian, keuntungan apa saja yang bisa diperoleh, baik bagi pengelola situs dan maupun bagi para pelanggan.
Peminat pengembangan e-bisnis dapat melakukan pengembangan secara terstruktur dan menghasilkan e-bisnis sesuai dengan yang diharapkan. Antara lain: (1) Bagaimana tahapan-tahapan yang rinci dalam mengembangkan e-Bisnis mulai dari persiapan hingga implementasi. (2) Teknologi informasi dan komunikasi bagaimana yang terkait erat dengan teknologi e-Bisnis di mana pengaruhnya sangat besar dalam pengembangan e-Bisnis. (3) Faktor apa saja yang perlu di perhatikan dalam mendesain situs e-Bisnis agar pengakses mendapatkan kenyamanan dan keamanan dalam bertransaksi. (4) Keuntungan apa yang bisa diperoleh bagi pengelola dan pengguna melalui social networking. (5) Model e-Bisnis yang bagaimana yang sesuai dengan karakter bangsa dan cocok diterapkan di Indonesia.[1]

II.          Pembahasan
A.    Pengertian pasar dan model E-bisnis
E-business atau electronic business merupaka aktivitas yang secara langsung maupun tidak langsung  berkaitan dengan proses pertukaran barang dan jasa yang menjadikan internet sebagai medium komunikasi dan transaksi. Salah satu aplikasi teknologi internet yang merambah dunia bisnis internal mencangkup sistem, pendidikan pelanggan, pengembangan produk dan pengembangan usaha. Pada saat ini, sebagian besar kegiatan transaksi ataupun jual beli dilakukan melalui teknologi berbasis web yang memanfaatkan jasa internet. Terminologi ini muncul pertamakali  dikemukakan oleh Lou Gerstner, CEO dari IBM.[2]
Marketplace adalah arena di Internet yaitu tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli secara bebas seperti layaknya didunia nyata. Mekanisme yang terjadi dimarket place pada hakekatnya merupakan adopsi dari konsep pasar bebas dan pasar terbuka yang artinya terbuka untuk siapa saja yang ingin masuk ke rana retsebut dan bebas melakukan berbagai macam inisiatif bisnis yang mengarah pada transaksi pertukaran barang dan jasa.
Dalam kegiatan e-business, ada lima kemungkinan bentuk hubungan bisnis berdasarkan transaksinya, yaitu :
1.      Business to Business (perdagangan antar pelaku usaha bisnis)
2.      Business to Consumer (perdagangan antar pelaku usaha bisnis dengan konsumen)
3.      Consumer to Consumer (perdagangan antar konsumen yang satu dengan konsumen yang lain)
4.      Consumer to Business (perdagangan antar konsumen dengan pelaku bisnis atau perusahaan)
5.      Intrabusiness e-business (perdangan dalam lingkup intranet perusahaan yang melibatkan pertukaran barang, jasa, dan informasi.
Sasaran dari e-business adalah pasar atau market. Menurut Forrester Research, telah terjadi perkembangan yang sangat fantastis terhadap jumlah komputer yang terhubung dalam internet, termasuk penggunanya. E-business market ini menyimpan peluang omset yang besar yang dapat diperebutkan oleh para pebisnis.
B.     Ruang Lingkup E-Business
Ada 4 Prinsip yang terdapat dalam ruamh lingkup:[3]
1.      What
Wilayah e-bisnis mencakup kolaborasi antara organisasi dan mitranya, interaksi antara organisasi dan pelanggannya, pertukaran informasi antara organisasSi dengan para stakeholder, dan lain sebagainya.
2.       Who
Entitas-entitas yang berinteraksi dalam suatu sistem ebisnis dapat diklasifikasikan menjadi: Agent, Business, Consumer, Device, Employee, Family, and goverment.
3.      Where
Kegiatan e-bisnis dapat dilakukan di mana saja, sejauh pihak-pihak yang berkepentingan memiliki fasilitas elektronik sebagai kanal akses (access channel)
4.       Why
Penerapan e-bisnis tidak saja menguntungkan organisasi karena banyaknya komponen biaya tinggi yang dapat dihemat, tetapi juga memberikan kesempatan kepada organisasi untuk menaikkan tingkat pendapatannya
.

C.    Jenis-Jenis E-Business[4]
E-Business adalah sutau kata yang mungkin bagi kita sudah tidak asing lagi, E-Business merupakan suatu kegiatan bisnis yang dilakukan secara online atau dengan memanfaatkan internet, kegiatan dalam e-bussines tidak saja terbatas pada masalah transaksi penjualan dan pembelelian barang tetapi juga masalah-masalah lain seperti pelayanan komsumen, kolega bisnis dan lain-lain. Dari sisi cakupan inilah yang membedakan antara e-business dan e-comerce dimana e-comerce cakupanya hanya terbatas pada masalah transaksi dan penjualan barang saja. Berikut adalah jenis-jenis e-bussines yang biasa dilakukan :
1.      B2B, adalah bisnis yang dilakukan sebuah perusahaan dengan perusahaan lain(antara perusahaan) baik itu perusahaan yang bergerak pada bidang industri yang sama ataupun berbeda dengan menggunakan media Internet. B2B biasa dilakukan untuk menghemat biaya transaksi. Sebagai contoh perusahaan A ingin memesan sejumlah unit komputer pada perusahaan B, maka perusahaan A dapat mengakses situs resmi perusahaan B dan menuliskan pesanannya. Perusahaan B yang mendapatkan pesan pemesanan barang tersebut akan mengirimkan barang yang dimaksud. Pembayaran biasanya dilakukan berdasarkan kesepakatan sebelumnya. Meskipun tentu saja pemesanan barang ini dapat dilakukan dengan mengangkat telepon. Salah satu contoh perusahaan di Indonesia yang menerapkan konsep B2B adalah situs http://www.dagang2000.commilik PT Indosat Adimarga dan http://www.indonesianexport.com milik PT e-Commerce Nusantara.
2.      B2C, dapat diartikan sebagai jenis perdagangan elektronik dimana ada sebuah perusahaan (business) yang melakukan penjualan langsung barang-barangnya kepada pembeli (consumer). Kesuksesan dari B2C pada dasarnya dikarenakan faktor penawaran barang kualitas tinggi dengan harga murah dan banyak pula dikarenakan pemberian layanan kepada konsumen yang cukup baik  Contoh perusahaan kelas dunia yang telah menerapkan B2C adalah http://www.Amazon.com dan WSJ.com
3.      Business to Administrator, adalah sebuah kegiatan memanagement semua aspek bisnis yang dibangun untuk bisa membangun dan mengembangkan bisnis yang dilakukan sesuai dengan sasaran dan tujuan dari pembagun bisnis yang dilakukan. Sebagian besar perusahaan memiliki sebuah kelompok khusus administrator yang bekerja untuk memastikan hal ini terjadi. Contoh situs yang menggunakan konsep ini adalah www.emagister.net
4.      Brokerage, adalah orang yang menyediakan pasar, brokerage memiliki peran dalam mempertemukan dan memfasilitasi transaksi antara penjual dan pembeli. Brokerage sering memainkan peran dalam bisnis-to-business (B2B), business-to-konsumen (B2C), atau konsumen-ke-konsumen (C2C). Keuntungan didapat oleh brokerage dari komisi yang diberikan oleh pihak yang terlibat dalam transaksi baik itu penjual atau pembeli. Contoh situsnya seperti http://www.respond.com atau http://www.paypal.com
5.      Seller Driven Market, adalah jenis pasar penjualan elektronik komoditas, dimana dalam pasar ini terjadi kelangkaan komoditas atau barang yang mendasar yang mengakibatkan harga menjadi mahal karena permintaan atas barang / pasokan yang amat tinggi. Contoh situs yang mengaplikasikan pasar ini adalah  http://www.lelangmurah.com
6.      Buyer Driven Market, adalah jenis pasar elektronik yang berlawanan dengan pasar Seller driven market. Dalam pasar ini bisanya terdapat banyak sekali situs atau penjual yang menawarkan sebuah produk yang sama sehingga dengan demikian pembeli memilki kesempatan untuk memilih. Ketika keadaan pasar seperti ini biasanya harga barang yang ditawarkan oleh penjual akan cenderung murah. Contoh situs yang cukup terkenal dengan konsep ini misalnya www.buyers-market.net


D.    Model-Model E-Business
Model-model yang berkembang mengenai e-business, yang dengan demikian berlaku juga untuk eprocurement. E-procurement adalah salah satu pengembangan e-commerce yang mulai berkembang pada akhir abad-20 ini dan tidak diragukan lagi akan terus berkembang dengan pesat pada permulaan abad-21 ini. E-Procurement is a fully automated internet-based, self service application that streamlines the transactions between buyers and suppliers, and provides key information for strategic analysis.
Ada 4 model pokok yang berkembang dalam revolusi internet ini yang juga dinamakan the New Economy, yaitu :
1. Business-to-Business (B2B)
Adalah model perusahaan yang menjual barang atau jasa pada perusahaan lain. Ini diperkirakan sedang berkembang dengan cepat dari segi volume dan nilai perdagangan, jauh melebihi model – model yang lain.
2. Business-to-Cunsumer (B2C)
Ini adalah model perusahaan yang menjual barang atau jasa pada pasar atau publik.
Contoh misalnya Amazon.com Inc. (www.amazon.com) yang menjual buku, yang mempunyai koleksi tidak kurang dari 4,5 juta judul buku.
3. Consumer-to-Consumer (C2C)
Ini adalah model perorangan yang menjual barang atau jasa kepada perorangan juga.
Contoh adalah eBay Inc (www.ebay.com), suatu perusahaan yang menyelenggarakan lelang melalui internet. Melalui perusahaan ini, perorangan dapat menjual atau membeli dari perorangan lain melalui internet.
4. Consumer-to-Business (C2B)
Ini adalah model perorangan yang menjual barang atau jasa kepada perusahaan.
Contoh ialah Priceline (www.priceline.com), dimana konsumen menawarkan harga tertentu dimana ia menginginkan membeli berbagai barang dan jasa, termasuk tiket pesawat terbang dan hotel.
Dalam perkembangannya, perlu dibedakan antara B2B E-Commerce dan B2B Exchange. Keduanya memang menggunakan teknologi internet, namun mempunyai cara dan pasar yang berbeda, seperti dijelaskan di bawah ini.
a)      B2B E-Commerce.
Bentuk ini menawarkan penjualan atau pembelian dalam bentuk maya tetapi oleh satu perusahaan pada perusahaan lain saja. Jadi tidak terbuka untuk banyak perusahaan agar dapat ikut.
b)      B2B Exchange.
Sedangkan bentuk ini ialah padanan dari stock exchange misalnya, dimana transaksi terbuka untuk semua perusahaan yang mau melakukannya. Jadi B2B Exchange adalah suatu jaringan dimana banyak pembeli dan banyak penjual dapat bertemu di ruang perdagangan maya.
Mengenai cara pembayaran, sesuai dengan cara transaksinya sendiri, juga secara maya (virtual), apakah dalam bentuk L/C, money transfer, credit card, P-Cards atau instrumen lain.
Untuk dapat menangkap dimensi ruang lingkup pengertian e-business, cara yang sering digunakan adalah menggunakan prinsip 4W, yaitu :
a) What = menjelaskan tentang aktifitas apa saja yang ada dalam e-business
b) Who = menjelaskan siapa saja yang terlibat dalam aktifis e-bussiness
c) Where = menjelaskan dimana saja aktifitas bisnis dapat dilakukan
d) Why = menjelaskan mengapa para praktisi bisnis diseluruh dunia sepakat   mengimplementasikan e-business
Adapun model-model E-Business dapat dikategorikan menjadi Sembilan Model bisnis yaitu :[5]
1. Virtual Storefront  yang menjual produk fisik atau jasa secara online, sedangkan pengirimannya menggunakan sarana – sarana tradisional, seperti jasa posdan kurir. Misalnya, Amazon.com, Virtual vineyards, Security first, Network bank, dll.
2. Marketplace Concentrator  yaitu yang memusatkan mengenai informasi produk dan jasa dari beberapa produsen pada satu titik sentral. Pembeli dapat mencari, membanding – bandingkan dan kadangkala juga melakukan transaksi pembelian. Misalnya, Internet mall, DealerNet, Industrial marketplace, Insuremarket, dll.
3. Information Brokerme  yaitu menyediakan informasi mengenai produk, harga dan ketersediaannya dan terkadang menyediakan fasilitas transaksi. Namun nilai utamanya adalah informasi yang disediakan. Misalnya : Partnet, Travelocity, Auto by Tei, dll.
4. Transaction Broker  yaitu pembeli dapat mengamati berbagai tarif dan syarat pembelian, namun aktifitas bisnis utamanya adalah memfasilitasi transaksi. Misalnya : etrade, ameritrade, dll.
5. Electronic Clearinghouses  yaitu menyediakan suasana seperti tempat lelang produk, dimana harga dan ketersediaan selalu berubah tergantung pada reaksi konsumen. Misalnya : Bid.com, Onsile, dll.
6. Reverse auction  yaitu konsumen mengajukan tawaran kepada berbagai penjual untuk membeli barang atau jasa dengan harga yang disfesifikasi oleh pembeli.
7. Digital Product Delivery  yaitu menjual dan mengirim perangkat lunak, multimedia, dan produk digital lainnya lewat internet.
8. Content Provider  yaitu yang memperoleh pendapatan melalui penyediaan kontan, pendapatan dapat dihasilkan dari biaya langganan atau biaya akses.
9. Online Service Provider  yaitu menyediakan layanan dan dukungan bagi para pemakai perangkat lunak dan perangkat keras. Misalnya, Telkomnet speedy, Indosat m2, dll.
III. KESIMPULAN
Lingkungan e-bisnis menawarkan sejumlah peluang bagi perusahaan untuk menyajikan proposisi nilai yang unik kepada pelanggan. Struktur industri e-bisnis telah melalui tiga fase berbeda. Pertama, ada lonjakan minat dari start-up internet yang mengarah ke era dot-com. Terjadi "guncangan" industri karena kekuatan penawaran dan permintaan berarti bahwa banyak perusahaan tidak dapat mencapai kelayakan ekonomi. Hanya mereka yang memiliki model bisnis yang kuat yang mampu bertahan dan berkembang. Struktur industri saat ini ditandai dengan semakin banyaknya pendatang yang mencari pangsa pasar di semua pasar e-bisnis. Namun, tidak seperti pada akhir 1990-an, permintaan akan produk dan layanan online telah meningkat pesat karena konsumen semakin menyadari manfaat yang dapat diberikan oleh internet.
Peningkatan minat dalam belanja online telah menyebabkan pasar B2C berkembang. Bisnis juga mendapat manfaat dari perdagangan elektronik di seluruh rantai pasokan melalui pasar elektronik dan ini telah mendorong sektor B2B. Pasar lain telah muncul dalam beberapa tahun terakhir. Ini termasuk pasar C2C di mana konsumen menggunakan internet untuk saling berhubungan secara langsung. Perkembangan teknologi seperti perangkat nirkabel seluler dan televisi interaktif juga telah membuka peluang bagi perusahaan untuk menghubungkan model e-bisnis mereka dengan strategi yang mereka adopsi untuk mengeksploitasi keunggulan yang ditawarkan saluran komunikasi baru ini.
Ada banyak model e-bisnis yang tersedia untuk perusahaan. Beberapa melibatkan bentuk pialang, yang lain berdasarkan informasi, sementara yang lain adalah model pendapatan berdasarkan akses ke konten atau mekanisme pengiriman. Setiap model e-bisnis dirancang untuk menambah nilai kepada pelanggan dengan menawarkan proposisi penjualan yang unik. Namun, tingginya tingkat persaingan dalam industri e-bisnis berarti bahwa mencapai keunikan seringkali sangat sulit. Akibatnya, perusahaan berusaha untuk mendapatkan keunggulan kompetitif melalui berbagai faktor termasuk membedakan produk atau layanan, menawarkan harga atau diskon terbaik, membangun loyalitas merek, menawarkan layanan tambahan seperti memfasilitasi komunitas virtual, atau dengan meningkatkan efisiensi dan biaya yang lebih rendah melalui kemitraan dan aliansi. Apapun model e-bisnis yang dipilih, dan dengan cara apa pun itu dirancang, itu harus layak secara ekonomi. Untuk mencapai ini diperlukan e-bisnis untuk mencapai massa pelanggan yang kritis, untuk melanjutkan proses inovasi dan menambah nilai kepada pelanggan, dan untuk menambah fleksibilitas pada model e-bisnis untuk mengambil keuntungan dari peluang di pasar yang berbeda.





Daftar Pustaka

Subekti Muhammad, Pengembangan model E-bisnis di Indonesia. ComTech Vol. 5 No. 2 Desember 2014
Rante Rhinto Rerung. 2018, E-commers menciptakan daya saing melalui teknologi informasi.Yogyakarta: penerbit Deepublish
L.Irawan.2014.Pengantar E-Bisnis.Digitally
Asep Wahyudin.2018.pengembangan konsep dasar E-Business. UPI. Pdf http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI._ILMU_KOMPUTER/197112232006041-ASEP_WAHYUDIN/EB_2.pdf diakses pada sabtu,14/12/2019,pukul 05.00 WIB.






[1] Muhammad Subekti,Pengembangan model E-bisnis di Indonesia. ComTech Vol. 5 No. 2 Desember 2014: 925-938
[2] L.Irawan.2014.Pengantar E-Bisnis.Digitally.hlm:2
[3] Asep Wahyudin.2018.pengembangan konsep dasar E-Business. UPI.Pdf
[4] Rhinto Rante Rerung. 2018, E-commers menciptakan daya saing melalui teknologi informasi.Yogyakarta: penerbit Deepublish. Hlm:20.
[5] Muhammad Subekti,Pengembangan model E-bisnis di Indonesia. ComTech Vol. 5 No. 2 Desember 2014. Hlm:16

Komentar

Postingan populer dari blog ini

sending children to the boarding school

Stay Active

Belajar dari jepang membentuk komunitas pendidik