perilaku konsumen muslim


Perilaku Konsumen Muslim

Mengkonsumsi barang/jasa yang bernilai manfaat bagi dunia dan akhirat
(QS. Al-Qashash: 77)
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ ﴿٧٧﴾

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Q.S.al-Qas}as} (28): 77; memuat tuntutan untuk berjuang membelanjakan harta sesuai aturan Allah19 demi mencapai surga dan menempuh jalan menuju ketundukan (pengabdian) kepada Allah, tanpa mengabaikan kepentingan duniawi. Sebagaimana sabda Rasulullah saw;
 « فليأخذ العبد من نفسه لنفسه ، ومن دنياه لآخرته ، ومن الشبيبة قبل الكبر ، ومن الحياة قبل الموت فوالذي نفس محمد بيده ما بعد الموت من مستعتب ولا بعد الدنيا دار إلا الجنة والنار »
 “Maka seorang hamba mengambil haknya untuk kepentingan dirinya, dan dari dunianya untuk kepentingan akheratnya, dari kemudaannya untuk hari tuanya, dari kehidupannya sebelum kematiannya, maka demi Dhat yang menguasai Muhammad, bahwa segala upaya sesudah mati hanyalah apa yang sudah diupayakan sesudah kehidupan dunia, yaitu mendapatkan sorga atau neraka”
Ayat tersebut juga menuntut agar proses pembelanjaan harta harus secara baik dan tidak ada yang dirugikan dan dirusak(teraniaya), karena hal ini bagian dari sikap shukur yang akan berimplikasi kepada keberkahan yang dijanjikan oleh Allah dalam Q.S. Ibrahim (14):7; aturan ini diberlakukan, agar tidak terjadi kasus Qarun pada masa Nabi Musa a.s. yang mengeksploitasi sumber daya alam dengan cara yang merusak dan tidak memikirkan dampaknya, baik bagi manusia termasuk dirinya sendiri, alam dan lingkungannya

(QS. Al-Baqarah: 168-169)
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِى ٱلۡأَرۡضِ حَلَـٰلاً۬ طَيِّبً۬ا وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٲتِ ٱلشَّيۡطَـٰنِ‌ۚ إِنَّهُ ۥ لَكُمۡ عَدُوٌّ۬ مُّبِينٌ (١٦٨) إِنَّمَا يَأۡمُرُكُم بِٱلسُّوٓءِ وَٱلۡفَحۡشَآءِ وَأَن تَقُولُواْ عَلَى ٱللَّهِ مَا لَا تَعۡلَمُونَ (١٦٩)

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkahlangkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
Q.S.al-Baqarah (2): 168; dalam struktur ayatnya mengingatkan manusia agar tidak terjebak pada keadaan menyesal akibat dari perbuatannya yang merugikan, karena itu manusia dibimbing agar melakukan aktifitas yang positif dan menguntungkan bagi pemeliharaan dan kesejahteraan manusia serta lingkungannya
Anjuran memproduksi dan mengkonsumsi barangbarang yang h}alal dan berkualitas merupakan aturan untuk semua umat manusia

(QS. Al-Maidah: 87-88)
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تُحَرِّمُواْ طَيِّبَـٰتِ مَآ أَحَلَّ ٱللَّهُ لَكُمۡ وَلَا تَعۡتَدُوٓاْ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلۡمُعۡتَدِينَ (٨٧) وَكُلُواْ مِمَّا رَزَقَكُمُ ٱللَّهُ حَلَـٰلاً۬ طَيِّبً۬ا‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ ٱلَّذِىٓ أَنتُم بِهِۦ مُؤۡمِنُونَ (٨٨)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orangorang yang melampaui batas. dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.
Ayat 87 ini turun menanggapi masalah yang terjadi dalam suatu keluarga yang mengharamkan dirinya memakan daging sebagaimana HR.at-Turmudhiy. Himbauan kepada yang beriman agar melakukan produktifitas dan konsumsi dari sebagian yang telah dirizqikan oleh Allah, dan tidak mengikuti langkah-langkah shetan. Karena itu memproduksi dan mengkonsumsi barangbarang yang halal dan berkualitas merupakan aturan untuk semua umat manusia. Anjuran memproduksi dan mengkonsumsi barangbarang yang halal dan berkualitas khusus bagi masyarakat yang beriman, karena hanya mereka yang mampu menjaga aturan ini sebagai sikap syukur kepada Allah. Dengan memperjelas lebel halal melalui uraian hal-hal yang diharamkan. Pengelolaan dan pemanfatan sumber daya alam yang disiapkan oleh Allah harus dengan cara yang halal dan baik dan tidak boleh merusak lingkungan dan membahayakan jiwa manusia dan alam.

(QS. An-Nahl: 114)
فَكُلُواْ مِمَّا رَزَقَڪُمُ ٱللَّهُ حَلَـٰلاً۬ طَيِّبً۬ا وَٱشۡڪُرُواْ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ إِن كُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ (١١٤) إِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيۡڪُمُ ٱلۡمَيۡتَةَ وَٱلدَّمَ وَلَحۡمَ ٱلۡخِنزِيرِ وَمَآ أُهِلَّ لِغَيۡرِ ٱللَّهِ بِهِۦ‌ۖ فَمَنِ ٱضۡطُرَّ غَيۡرَ بَاغٍ۬ وَلَا عَادٍ۬ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬

Kebolehan makan harta rampasan perang
(QS. Al-Anfal: 69)
فَكُلُواْ مِمَّا غَنِمۡتُمۡ حَلَـٰلاً۬ طَيِّبً۬ا‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٦٩)
Larangan Mubadzir
(QS. Al-Isra’: 26-27)
وَءَاتِ ذَا ٱلۡقُرۡبَىٰ حَقَّهُ ۥ وَٱلۡمِسۡكِينَ وَٱبۡنَ ٱلسَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرۡ تَبۡذِيرًا (٢٦) إِنَّ ٱلۡمُبَذِّرِينَ كَانُوٓاْ إِخۡوَٲنَ ٱلشَّيَـٰطِينِ‌ۖ وَكَانَ ٱلشَّيۡطَـٰنُ لِرَبِّهِۦ كَفُورً۬ا (٢٧)
1.      Penjelasan kandungan ayat 77 dari surat al-Qashash.
Allah memerintahkan manusia bekerja dan berusaha untuk kepentingan urusan duniawi dan ukhrawi secara seimbang. Tidak boleh orang mengejar duniawinya saja, dan melupakan akhiratnya. Begitu juga sebaliknya. Keduanya hendaknya berjalan dan diperhatikan secara seimbang. Al-Qur’an mengajarkan manusia akan pentingnya memiliki kearifan equilibrium, yakni kearifan untuk menciptakan keseimbangan dalam dirinya dan kehidupannya, berupa keseimbangan intelektual dan hati nuraninya, jasmani dan rohaniah, serta keseimbangan dunia dan akhiratnya. Bahkan keseimbangan itu pun ditunjukkan oleh Allah melalui penyebutan kosa kata antara ad-dunya dan al-akhirah, masingmasing disebut dalam al-Qur’an sebanyak 115 kali. Islam memerintahkan manusia agar berbuat baik terhadap sesamanya, sebagaimana Allah berbuat baik kepada manusia. Bukankah banyak manusia yang ingkar kepada-Nya, tetapi Allah masih tetap menurunkan kebaikan (nikmatnikmatnya) kepada manusia. Artinya jika ada orang lain melakukan kesalahankepada diri kita, semestinya kita pun dengan mudah memaafkan dan tetap berbuat baik kepadanya. Sikap semacam ini akan berdampak pada tatanan kehidupan bersama yang konstruktif dan dinamis.

2.      Tasrif (boros)
3.      Tabdzir (menyia-nyiakan harta)
Arti penting ayat ini adalah kenyataan bahwa kurang makan dapat mempengaruhi pembangunan jiwa dan tubuh, demikian pula bila perut diisi secara berlebihan tentu akan ada pengaruhnya pada perut. Pemanfaatan konsumsi secara berlebih-lebihan merupakan ciri khas masyarakat yang disebut dalam Islam dengan istilah isyraf (pemborosan) atau tabzir (menghabur-hamburkan harta tanpa guna). Tabzir berarti mempergunakan harta dengan cara yang salah, yakni untuk menuju tujuan-tujuan yang terlarang seperti penyuapan, hal-hal yang melanggar hukum atau dengan cara yang tidak sesuai dengan aturan syari’at. Konsumsi dalam syari’ah tidak dapat dipisahkan dari peranan keimanan. Peranan keimanan menjadi tolak ukur penting karena keimanan memberikan cara pandang dunia yang cenderung mempengaruhi kepribadian manusia. Keimanan sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas konsumsi, baik dalam bentuk kepuasan material maupun spiritual. Batasan konsumsi dalam Islam tidak hanya memperhatikan aspek halal-haram saja, tetapi termasuk pula yang diperhatikan adalah yang baik, cocok, bersih, tidak menjijikan. Menurut M. A. Manan, sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad, konsumsi adalah permintaan sedangkan produksi adalah penyediaan/penawaran. Kebutuhan konsumen, yang kini dan yang telah diperhitungkan sebelumya, merupakan insentif pokok bagi kegiatan-kegiatan ekonominya sendiri. Mereka mungkin tidak hanya menyerap pendapatannya, tetapi juga memberi insentif untuk meningkatkannya (Muhammad, 2005: 165).
4.      Kikir pangkal Miskin
Allah mengajarkan kepada kita untuk hidup hemat. Hemat digambarkan oleh Allah adalah suatu perbuatan yang berada di tengah-tengah antara boros dan kikir. Hidup hemat ini ditegaskan oleh Allah dalam Al Qur’an, antara lain dalam surat Al Lukman ayat 34, dan tidak seorangpun yang dapat mengetahui ( dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Hal ini juga ditegaskan kembali dalam surat Al Furqon ayat 67, yaitu: “dan orang-orang yang apabilamembelanjakan hartanya, mereka tidak berlebih-lebihan, tidak pula kikir, danadalah ditengah-tengah antara yang demikian. Jelas bahwa hemat itu berbeda dengan kikir dan berbeda pula dengan boros. Hemat merupakan pola hidup yang menerapkan prinsip kehati-hatian dengan mempertimbangkan kepentingan generasi yang akan datang. Oarng yang hemat mampu memanfaatkan sumber daya yang ada secara tepat dan dapat menyimpan kelebihan untuk generasi berikutnya. Hemat merupakan salah satu cerminan orang zuhud yang hanya mengambil sesuatu sesuai dengan haknya dan keperluannya. Penerapan pola hidup hemat saat ini sangat penting karena tidak hanya menjamin hidup efisien tetapi juga mampu menjamin kehidupan anak cucu kita
5.      Sedekah pangkal Kaya dan sejahtera
Sedekah mengundang rahmat Allah dan menjadi sebab Allah buka pintu rezeki. Nabi s.a.w. bersabda kepada Zubair bin al-Awwam: “Hai Zubair, ketahuilah bahawa kunci rezeki hamba itu pada Arasy, yang dikirim oleh Allah azza wajalla kepada setiap hamba sekadar nafkahnya. Maka siapa yang membanyakkan pemberian kepada orang lain, nescaya Allah membanyakkan baginya. Dan siapa yang menyedikitkan, nescaya Allah menyedikitkan baginya.” H.R. ad-Daruquthni dari Anas r.a.


Sedekah digandakan 700 kali 
Fadhilat bagi orang yang bersedekah amat besar seperti mana terdapat keterangan di dalam al-Quran dan hadis. Jika kita amat amati ayat al-Quran berikut, kita akan dapat mengira bahawa sekurang-kurangnya setiap harta yang dikeluarkan ke jalan Allah akan dibalas dengan kiraan melebihi 700 kali lipat. Selain itu, mereka dijadikan dengan kehidupan yang mudah:
Allah Ta’ala berfirman: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki . Dan Allah maha luas (kurnia-Nya) lagi maha mengetahui” . (Al Baqarah (2) : 261)
Allah Lipat-gandakan Ganjaran orang yang Bersedekah.
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki mahupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, nescaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

sending children to the boarding school

Stay Active

Belajar dari jepang membentuk komunitas pendidik